Kamis, 17 Desember 2009

Benarkah kita telah memiliki VISI dan MISI yang "benar"?

Visi dan misi merupakan kata yang acap kali terdengar oleh saya (Emy : narsis mode on*), anda ataupun siapa saja? tentunya kita pun tahu frase "visi misi" bagaikan senjata utama sebuah perusahaan, instansi bahkan pribadi sekalipun untuk mencapai tujuannya.

Visi misi organisasi menjawab beberapa pertanyaan penting seperti: mengapa organisasi tersebut ada ? Siapa yang memerlukan organisasi ini ? Apa yang bisa diberikan organisasi kepada stakeholder ? Apa yang membuat organisasi ini berbeda dengan organisasi yang sejenis ? Pernyataan visi misi organisasi haruslah jelas, tidak terlalu abstrak serta mudah di mengerti. Visi misi menjelaskan role organisasi. Pernyataan visi misi organisasi harus luas untuk perkembangan dan pertumbuhan organisasi namun cukup untuk membuat jalannya organisasi tetap fokus dan terkendali.

Sering kali pernyataan visi misi organisasi kurang tepat menggambarkan tujuan organisasi sehingga sering di jumpai adanya kesulitan pada saat melakukan deploy visi misi menjadi set of action yang akan digunakan untuk mengukur kinerja organisasi dengan menggunakan metode balance scorecard.

Visi

Visi menggambarkan tujuan atau kondisi dimasa depan yang ingin dicapai. Visi memberikan gambaran yang jelas dimasa mendatang yang bisa dilihat oleh customer, stakeholders, dan employee.

Pernyataan visi yang bagus tidak hanya menginspirasikan dan menantang, namun juga sangat berarti sehingga setiap pegawai bisa menghubungkan tugas yang dilakukanya dengan visi. Pernyataan visi harus mampung menjadi inspirasi dalam setiap tindakan yang dilakukan setiap pegawai. Yang paling penting pernyataan visi harus measurable, terukur sehingga setiap pegawai bisa mengetahui apakah tindakan yang dilakukannya dalam rangka mencapai visi organisasi atau tidak.

Pernyataan visi yang baik harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:

* Succinct

Pernyataan visi harus singkat sehingga tidak lebih dari 3-4 kalimat.
* Appealing

Visi harus jelas dan memberikan gambaran tentang masa depan yang akan memberikan semangat pada customer, stakeholder dan pegawai.
* Feasible

Visi yang baik harus bisa dicapai dengan resource, energi, waktu. Visi haruslah menyertakan tujuan dan objective yang strecth bagi pegawai.
* Meaningful

Pernyataan visi harus bisa menggugah emosi positif pegawai namun tidak boleh menggunakan kata-kata yang mewakili sebuah emosi.
* Measurable

Pernyataan visi harus bisa diukur sehingga dimungkinkan untuk melakukan pengukuran kinerja sehingga setiap pegawai bisa mengetahui apakah visi sudah bisa dicapai atau belum. Sebagai contoh visi SCTV “satu untuk semua” yang berarti acara-acara SCTV harus bisa dinikmati semua kalangan, semua umur mulai balita sampai manula, cukup dengan melihat SCTV kebutuhan orang terhadap informasi & hiburan dan lain-lain bisa dipenuhi.


Misi

Pernyataan misi yang baik haruslah memenuhi beberapa kriteria seperti berikut:

* Simple and Clear

Pernyataan misi harus dicukup diwakili oleh 2-3 pernyataan saja. Semua pernyataan tersebut harus sederhana dan jelas dimengerti serta tidak menggunakan jargon-jargon organisasi.
* Broad and long-term in future

Pernyataan misi organisasi harus cukup luas mengakomodasikan perkembangan organisasi di masa mendatang. Misi organisasi harus bisa menunjukan gambaran yang akan dicapai di masa depan dengan jelas. Pernyataan misi organisasi harus tetap valid pada 20 tahun mendatang sama seperti kondisi sekarang.
* Focus on the present

Pernyataan misi organisasi tidak boleh terlalu berorientasi pada masa depan sehingga kurang bisa fokus pada kondisi organisasi di masa sekarang.
* Easy to understand

Misi organisasi harus mudah dimengerti. Misi yang mudah dimengerti akan memudahkan mengkomunikasikan misi tersebut kepada anggota organisasi, stakeholder.


berdasarkan uraian diatas,, bagaimana dengan visi yang dibuat oleh PERUM PERUMNAS sebagai sebuah BUMN yang bergerak dalam bidang penyedian perumahan

"menjadi pelaku utama penyedia perumahan dan permukiman di Indonesia"

visi diatas menurut saya mengandung makna:
--> PERUM PERUMNAS sebagai perusahaan yang menguasai pasar penyediaan rumah di Indonesia
--> PERUM PERUMNAS menjadi main image bahkan best image perusahaan yang menyediakan perumahan di Indonesia
--> Adanya Costumer Satisfaction terhadap pruduct yang dihasilkan oleh perumnas
--> PERUM PERUMNAS menjadi rujukan utama target pasar dalam memutuskan pilihan akan kebutuhan perumahan....

menguliti satu kalimat visi saja seolah tak pernah ada kata habis, karena banyak aspek yang dirangkum oleh tiap divisi/departemen dalam "visi" tersebut.

secara kriteria visi PERUM PERUMNAS
* Succinct

satu kalimat singkat dan jelas (kalo boleh mengutip ucapan titi kamal di salah satu iklan "two thumbs up"
* Appealing

ada gambaran tentang perusahaan dimasa yang akan datang yakni sebagai penyedia utama perumahan dan permukiman.
* Feasible

nah,, untuk yang satu ini perlu kerja keras dari tiap divisi untuk mencapai visi..tidak adanya batasan dalam kalimat membuat visi ini menjadi abstract dalam hal waktu,,, coba bandingkan saja dengan visi " menjadi penyedia utama perumahan dan permukiman di Indonesia 2015".. tentunya ada batasan yang langsung merujuk. walaupun visi misi terangkum dalam rencana jangka panjang perusahaan (dalam buku) tapi batasan waktu tidak serta merta dihayati oleh setiap karyawan PERUM PERUMNAS.... jadi penting gak ya menambahkan batasan waktu?????

* Meaningful

untuk aspek ini sepertinya sudah sangat terwakili :)
* Measurable

perlu ukuran yang lebih jelas....

bersambung..... (sorry lagi sok sibuk :) )

acuan:
http://heru.wordpress.com/2006/07/26/mereview-kembali-visi-misi-organisasi/

Selasa, 15 Desember 2009

SEBUAH RENUNGAN, SEMOGA BERMANFAAT... .....

Terlampir kisah nyata yang bagus sekali untuk contoh kita semua yang saya dapat dari millis sebelah (kisah ini pernah ditayangkan di MetroTV).
Semoga kita dapat mengambil pelajaran.

MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTRI KITA TANPA SYARAT???

Ini cerita Nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo Suyatno, Direktur Fortis Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia.
Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar sekali.
Silahkan baca dan dihayati.

*MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTRI KITA TANPA SYARAT*

Sebuah perenungan, Buat para suami baca ya........ istri & calon istri juga boleh...

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua.Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak.

Disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak keempat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum.

Untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.
Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang, bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari...ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah, sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata "Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak........ bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu".
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2 "sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak. Kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2nya."Anak2ku ............ Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah..... tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian..
Sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan apapun.

Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini?? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak
yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain? Bagaimana dengan ibumu yg masih sakit.."
Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno. Merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno...dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu..

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno, kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2.. Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio, kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru. Disitulah Pak Suyatno bercerita."Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata,dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama... dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya.
Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,"

Senin, 14 Desember 2009

bout ..... TaTa RuAnG

Pengertian-pengertian

1. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus ;

2. Bangunan gedung umum adalah bangunan gedung yang fungsinya untuk kepentingan publik, baik berupa fungsi keagamaan, fungsi usaha, maupun fungsi sosial dan budaya ;

3. Bangunan gedung tertentu adalah bangunan gedung yang digunakan untuk kepentingan umum.

4. Bangunan gedung khusus adalah bangunan teknis sipil lainnya yang tidak termasuk bangunan gedung, gedung umum dan gedung tertentu yang dalam pembangunan dan/atau pemanfaatannya membutuhkan pengelolaan khusus dan/atau memiliki kompleksitas tertentu yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap masyarakat dan lingkungannya seperti menara/tower telekomunikasi,menara transmisi, tanki bahan bakar, jembatan, billboard/megatron dan instalasi pengolahan/pemanfaatan sumber daya alam;

5. Bangunan Permanen adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan lebih dari 15 Tahun;

6. Bangunan Semi Permanen adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan antara 5 Tahun sampai dengan 15 Tahun;

7. Bangunan Darurat / Sementara adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi dan umur bangunan dinyatakan kurang dari 5 Tahun;

8. Kapling / Pekarangan adalah suatu perpetakan tanah, yang menurut pertimbangan Pemerintah Daerah dapat dipergunakan untuk tempat mendirikan bangunan;

9. Klasifikasi bangunan gedung adalah klasifikasi dari fungsi bangunan gedung berdasarkan pemenuhan tingkat persyaratan administratif dan persyaratan teknisnya;

10. Mendirikan Bangunan adalah pekerjaan mengadakan bangunan seluruhnya atau sebagaian termasuk pekerjaan menggali, menimbun atau meratakan tanah yang berhubungan dengan pekerjaan mengadakan bangunan tersebut;

11. Mengubah Bangunan ialah pekerjaan mengganti dan atau menambah bangunan yang ada, termasuk pekerjaan membongkar yang berhubungan dengan pekerjaan mengganti bagian bangunan tersebut;

12. Merobohkan Bangunan adalah pekerjaan meniadakan sebagian atau seluruh bagian bangunan ditinjau dari fungsi bangunan dan atau konstruksi;

13. Garis Sempadan adalah garis pada kapling yang ditarik sejajar dengan garis as jalan, tepi sungai, atau as pagar dan merupakan batas antara bagian kapling yang boleh dibangun dan yang tidak boleh dibangun;

14. Izin mendirikan bangunan gedung adalah perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku ;

15. Permohonan izin mendirikan bangunan gedung adalah perrnohonan yang dilakukan pemilik bangunan gedung kepada pemerintah daerah untuk mendapatkan izin mendirikan bangunan gedung ;

16. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan;

17. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan;

18. Koefisien Daerah Hijau (KDH) adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan;

19. Tinggi Bangunan adalah jarak yang diukur dari lantai dasar bangunan, dimana bangunan tersebut didirikan sampai dengan titik puncak dari bangunan;

20. Lantai dasar bangunan adalah ketinggian lantai dasar yang diukur dari titik referensi tertentu;

21. Izin Penggunaan Bangunan selanjutnya disingkat IPB adalah Izin yang diberikan untuk menggunakan bangunan sesuai dengan fungsi bangunan yang tertera dalam IMB;

22. Izin Penghapusan Bangunan (IHB) adalah Izin yang diberikan untuk menghapuskan / membongkar bangunan secara total baik secara fisik maupun secara fungsi, sesuai dengan fungsi bangunan yang tertera dalam IMB;

23. Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kota adalah hasil perencanaan tata ruang wilayah Kota yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah ;

24. Penyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung.

Senin, 07 Desember 2009

Economic Value Added

saya mengambil ini dari e-iman-s.blogspot.com dengan maksud dan tujuan bukan sebagai penjiplakan melainkan saya sangat tertarik dengan artikel ini dan ingin mengarsipkan hehehe maklum saya suka lupa menyimpan file

ECONOMIC VALUE ADDED SEBAGAI UKURAN KINERJA
DAN FILOSOFI PERUSAHAAN


Pendahuluan
Setiap entitas bisnis (perusahaan) mempunyai tujuan untuk memaksimalkan kekayaan para pemegang saham dengan meningkatkan nilai perusahaan dan semua aktivitas perusahaan harus diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Keberhasilan entitas bisnis dalam memaksimalkan nilai perusahaan tergantung pada efektivitas gabungan tujuan antara tujuan para pemegang saham dan manajer melalui rancangan skema insentif yang tepat, meningkatkan produktivitas, memperluas jaringan dengan pemasok, distributor dan pemerintah yang efisien serta dengan mengurangi biaya transaksi. Dalam rangka mencapai keselarasan tujuan (goal congruence), kompensasi manajer sering dihubungkan dengan kinerja suatu pusat tanggung jawab dan juga dengan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, pemilihan ukuran kinerja yang tepat adalah tahapan yang kritis bagi keberhasilan suatu perusahaan. Sebagian besar ukuran kinerja secara langsung berhubungan dengan laba bersih perioda sekarang, total aktiva, penjualan bersih. Contohnya adalah return on equity (ROE), return on assets (ROA), return on investment (ROI) dan operating profit margin. ROE mengukur kinerja dari perspektif pemegang saham, ROA mengukur imbal-hasil perusahaan yang diperoleh melalui pendayagunaan total aktiva, ROI mengukur tingkat pengembalian investasi (rasio perbandingan antara pendapatan yang dilaporkan pada laporan keuangan dengan aktiva yang digunakan) dan operating profit margin mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan melalui operasi perusahaan. Sedangkan laba bersih tergantung pada efisiensi operasi, financial leverage dan kemampuan perusahaan untuk merumuskan strategi yang tepat untuk menghasilkan keuntungan yang memuaskan.
Penilaian kinerja menggunakan ukuran-ukuran di atas lebih menitikberatkan pada maksimalisasi rasio laba daripada jumlah laba absolut, kurang mendorong manajer suatu divisi untuk menambah investasi dan sifatnya hanya jangka pendek sehingga dalam jangka panjang ada kemungkinan terjadi pertentangan dengan tujuan perusahaan. Pengukuran kinerja menggunakan ukuran seperti ROE, ROE dan ROI dapat menimbulkan perilaku disfungsional para manajer. Economic Value Added (EVA) membantu mendorong jenis perilaku yang benar dari para manajer dengan menunjukkan bahwa penekanan semata-mata pada pendapatan operasional tidaklah cukup.
Economic Value Added
Konsep EVA dikembangkan oleh Joel Stern dan Bennett Stewart, co-founders perusahaan konsultan Stern Stewart & Company, EVA merupakan merek dagang Stern Stewart & Company. Konsep EVA didasarkan pada prinsip bahwa perusahaan mampu menciptakan kekayaan untuk para pemegang saham hanya apabila manajer mampu menghasilkan surplus melebihi total cost of capital yang diinvestasikan. EVA adalah jumlah uang, bukan rasio. EVA dapat diperoleh dengan mengurangkan beban modal (capital charge) dari laba operasi bersih (net operating profit). EVA diukur dengan cara sebagai berikut:
EVA = Net profit – Capital charge
Capital charge = Cost of capital X Capital employed
Capital = total assets – non interest bearing debt, at the beginning of the year
Cost of capital =( cost of equity X proportion of equity) + ( cost of debt(1-tax
rate) X proportion of debt in the capital)
Cara lain EVA = Capital employed (ROI – Cost of capital)
Yang dimaksud dengan cost of capital adalah weighted average cost of capital (WACC), sedangkan cost of equity umumnya dihitung dengan menggunakan model CAPM yang menghubungkan tingkat pengembalian aset dengan risiko aset. Dari persamaan di atas, dapat diketahui kunci keunggulan EVA adalah bahwa EVA menekankan pada laba operasi setelah pajak (laba bersih) dan cost of capital aktual. Sehingga EVA menghubungkan laba dengan jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapainya. EVA merupakan estimasi laba ekonomik perusahaan yang sebenarnya dan hal itu jelas berbeda dengan laba akuntansi. EVA menggambarkan laba residu yang tersisa setelah cost of capital, termasuk modal ekuitas, sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa membebankan modal ekuitas
Perusahaan dapat memotivasi para manajernya untuk mengarahkan usaha mereka pada maksimalisasi nilai perusahaan dengan cara, pertama mengukur nilai perusahaan dengan benar dan kedua dengan memberikan insentif kepada para manajer untuk menciptakan nilai. Kedua hal itu merupakan keadaan saling tergantung dan melengkapi. Dengan melihat kedua hal tersebut, maka EVA mempunyai peranan sebagai ukuran kinerja dan sebagai filosofi perusahaan. Sebagai ukuran kinerja, EVA mampu menghasilkan ukuran kinerja yang lebih akurat, komprehensif dan memberikan penilaian yang wajar atas kondisi perusahaan. EVA dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan investasi yang mampu mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan, karena cost of capital dihitung secara rata-rata tertimbang berdasarkan komposisi struktur modal yang ada.
EVA sebagai filosofi perusahaan, ketika perusahaan menerapkan EVA di semua level proses pengambilan keputusan manajerial, EVA mendorong manajer untuk menggunakan sumber daya hanya pada aktivitas yang meningkatkan nilai dan untuk menyelaraskan tujuan para pemegang saham dengan manajer serta mengurangi biaya keagenan (agency cost). Hal ini melibatkan dua hal, pertama menghubungkan paket kompensasi manajer dengan EVA dan kedua, menanamkan budaya untuk mengevaluasi setiap tindakan dari sudut pandang bahwa itu akan menghasilkan EVA. Bagaimanapun, dengan budaya EVA, fokus perusahaan secara keseluruhan adalah surplus ekonomi pada setiap aktivitas perusahaan.
EVA sebagai Ukuran Kinerja
EVA merupakan ukuran lebih baik bila dibandingkan dengan ukuran kinerja lain dalam empat hal yaitu lebih mendekati arus kas perusahaan yang sebenarnya; mudah dihitung dan dipahami; mempunyai korelasi yang lebih tinggi dengan nilai pasar perusahaan; dan penggunaan EVA dalam kompensasi karyawan mendorong keselarasan tujuan antara manajer dengan para pemegang saham, sehingga hal ini akan mengurangi perilaku disfungsional para manajer. Jika EVA benar-benar menggambarkan arus kas perusahaan yang sebenarnya, mudah dihitung dan dipahami, maka secara otomatis EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan dalam nilai pasar perusahaan. EVA seharusnya dapat mengurangi perilaku disfungsional manajer ketika digunakan sebagai ukuran insentif. Dengan kata lain, hubungan yang dekat dengan penilaian pasar dan menyatukan kepentingan manajer dengan kepentingan para pemegang saham merupakan ciri khas EVA sebagai ukuran kinerja yang lebih baik. EVA digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajer sebagai bagian dari program pemberian insentif, alasannya adalah EVA menunjukkan nilai tambah selama perioda tertentu dan EVA dapat diterapkan kepada unit-unit bisnis atau unit lainnya dari suatu perusahaan yang besar.
Keunggulan EVA sebagai ukuran kinerja tidak lepas dari kelemahan ukuran kinerja lain seperti ROI, ROA dan ROE yang didasarkan pada angka akuntansi. Salah satu kelemahannya adalah mengabaikan cost of equity dan hanya mempertimbangkan cost of debt. Sebagai hasilnya, hal itu akan mengabaikan risiko inheren suatu proyek dan gagal untuk menyoroti apakah tingkat pengembalian sepadan dengan risiko aset yang mendasarinya. Contohnya, keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat menurunkan laba keseluruhan. Jika suatu pusat investasi sekarang memiliki ROI 30%, manajer dapat meningkatkan ROI dengan menjual aktiva yang ROI-nya 25%. Tetapi jika keseluruhan cost of capital yang terkait di pusat investasi tersebut kurang dari 25% maka laba absolut setelah mengurangkan cost of capital akan merupakan penurunan bagi pusat investasi tersebut. Pemakaian EVA sebagai ukuran berkaitan dengan permasalahan tersebut. Jika kinerja suatu pusat investasi diukur dengan EVA, maka investasi-investasi yang menghasilkan laba di atas cost of capital akan meningkatkan EVA dan oleh karena itu, akan lebih menarik para manajer.
Jika manajer mengetahui bahwa kinerja mereka diukur dengan EVA dan kompensasi yang akan diterima juga dihubungkan dengan EVA, maka manajer akan meningkatkan EVA dengan cara peningkatan ROI melalui business process reengineering dan productivity gains, tanpa menaikkan dasar investasi; divestasi aktiva, produk dan/atau bisnis yang ROI-nya kurang dari cost of capital; investasi agresif yang baru dalam aktiva, produk, dan/atau bisnis yang ROI-nya melebihi cost of capital; dan peningkatan penjualan, margin laba atau efisiensi modal. Ketika manajer melakukan salah satu atau lebih hal di atas maka nilai perusahaan akan meningkat. Jadi meningkatkan EVA secara teoritis akan meningkatkan nilai perusahaan dan karenanya ini adalah ukuran yang bagus bagi kinerja manajer.
Walaupun EVA sebagai ukuran kinerja memiliki keunggulan dibandingkan ukuran kinerja lainnya, masih banyak perusahaan yang mengalami kesulitan berkenaan dengan EVA. Kesulitan yang dihadapi kebanyakan perusahaan adalah menghitung cost of capital yang terpakai dan menghitung cost of equity dengan model CAPM. Dua langkah untuk menghitung cost of capital yang terpakai yaitu menentukan biaya tertimbang rata-rata atas modal (dalam persentase) dan menentukan total jumlah modal yang dipakai. Untuk menghitung biaya tertimbang rata-rata atas modal, perusahaan harus mengidentifikasi seluruh sumber dana yang diinvestasikan. Perhitungan cost of equity memakai model CAPM mendatangkan kesulitan tersendiri, karena sulit untuk mengukur berapa risk-free-rate of return, beta dan market premium.
Kesulitan makin bertambah jika perusahaan berada pada lingkungan ekonomi, dimana suku bunga berfluktuasi, indeks pasar modal mempunyai volatilitas yang tinggi dan kebijakan pemerintah yang tidak jelas. Oleh karena itu, EVA sebagai ukuran kinerja perusahaan lebih tepat diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang kondisi perekonomiannya stabil. Kesulitan lainnya adalah EVA tidak dapat memberikan sinyal masa depan. EVA adalah ukuran perioda tunggal dan didasarkan pada peristiwa yang sudah terjadi. Jadi nilai EVA sekarang tidak memberikan sinyal apapun tentang EVA yang akan datang dan karenanya tidak memberikan indikasi apapun tentang kinerja yang akan datang.
EVA sebagai Filosofi Perusahaan
EVA sangat berguna untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, apabila EVA diterapkan sebagai filosofi perusahaan. Produktivitas harus diukur dalam bentuk penciptaan kekayaan untuk para pemegang saham. Suatu filosofi perusahaan yang tepat harus menghasilkan keselarasan tujuan (goal congruence) dan harus menyalurkan semua usaha manajer dan karyawan ke arah tujuan dan strategi perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Perusahaan dapat meningkatkan nilainya hanya jika perusahaan mampu mencapai produktivitas optimal, dalam jangka waktu perioda yang panjang. Selama bertahun-tahun ahli manajemen dan konsultan telah mengusulkan banyak alat dan teknik untuk meningkatkan produktivitas. Alat dan teknik itu antara lain Management Information System (MIS), Business Process Reengineering (BPR), Enterprise Resource Planning (ERP). Meskipun semua alat tersebut mempunyai perspektif berbeda, tetapi tujuannya adalah meningkatkan produktivitas dalam arti fisik dan mengabaikan konsep nilai. MIS meningkatkan kualitas dan aliran informasi, BRP dengan menyederhanakan proses yang ada dan menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah, dan ERP dengan memastikan alokasi yang efisien dan utilisasi sumber daya perusahaan. Alat tersebut memudahkan perusahaan meningkatkan produktivitas dan efisiensi yang pada akhirnya akan meningkatkan laba perusahaan tetapi laba perusahaan yang meningkat, bukanlah jaminan untuk meningkatnya nilai para pemegang saham. Keberhasilan alat-alat ini digambarkan dalam pengurangan biaya pengiriman barang atau jasa kepada pelanggan, meskipun itu tidak selalu meningkatkan nilai para pemegang saham. Alat-alat tersebut gagal untuk membedakan aktivitas yang menciptakan nilai dan aktivitas yang menghancurkan nilai karena tidak mengukur surplus secara ekonomi yang dihasilkan oleh aktivitas yang berbeda.
EVA merupakan konsep yang mudah dipahami. EVA, sebagai filosofi perusahaan, memerlukan pemakaian EVA di setiap tingkat keputusan dalam organisasi. Sesungguhnya EVA harus diadopsi sebagai budaya dalam perusahaan daripada hanya digunakan untuk proyek. EVA ketika digunakan sebagai filosofi perusahaan tidak memerlukan estimasi yang tepat, oleh karena itu kesulitan dalam mengestimasi EVA tidak menjadi hambatan untuk membangun EVA sebagai budaya organisasi. Perusahaan dapat memperkirakan berapa kira-kira WACC sebagai cost of capital perusahaan yang akan digunakan dalam keputusan penganggaran modal. Oleh karena itu, tidak sulit bagi karyawan menggunakan EVA untuk pembuatan keputusan termasuk keputusan operasional.
Ada lebih dari 300 perusahaan yang telah menerapkan EVA sebagai filosofi perusahaan. Banyak dari perusahaan ini adalah perusahaan multinasional yang sukses seperti Coca-cola, Baush & Lomb, Briggs & Stratton dan Herman Miller. Budaya EVA dapat meningkatkan efisiensi dalam pemberian pelayanan dan memotivasi karyawan. Keunggulan EVA dibandingkan alat-alat lain (MIS, ERP,BRP) adalah kemampuan EVA meningkatkan nilai perusahaan karena mudah dipahami dan jelas secara konsep. EVA mempertimbangkan cost of capital dan hal ini harus dipahami oleh setiap orang yang terlibat dalam kegiatan operasional. Manajer berusaha untuk menyampaikan kepada semua karyawan bahwa setiap aktivitas adalah aktivitas yang meningkatkan nilai dan menghasilkan tingkat pengembalian melebihi cost of capital yang digunakan untuk aktivitas tersebut.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, metoda kompensasi berdasarkan EVA mampu mencapai keselarasan tujuan dan meminimalkan biaya keagenan (agency cost). Pemakaian EVA meningkatkan pengelolaan internal perusahaan dalam pengertian bahwa EVA memberikan motivasi kepada manajer untuk menghilangkan aktivitas yang bersifat merusak nilai dan hanya berinvestasi pada proyek yang diharapkan dapat meningkatkan nilai para pemegang saham.
Idealnya, sistem pengendalian manajemen harus mendorong manajer untuk mengendalikan dirinya sendiri daripada manajer yang diawasi karena manusia mempunyai kecenderungan tidak mau diawasi. Pemberian kompensasi yang dihubungkan dengan EVA membantu karyawan untuk mengawasi dirinya sendiri dalam setiap tindakan yang diambil untuk memastikan bahwa tindakan tersebut meningkatkan EVA perusahaan. Pemakaian EVA sebagai ukuran kompensasi, mendorong manajer menciptakan aktivitas yang bernilai sehingga pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Pemakaian EVA sebagai ukuran kompensasi dapat menghasilkan perbaikan dalam efisiensi operasi dengan meningkatkan perputaran aktiva; mengarahkan manajer untuk menggunakan aktiva perusahaan lebih produktif; membuang aktiva yang tidak berguna dan mengurangi investasi baru (asumsi jika aktiva tidak dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang cukup jika dibandingkan dengan keseluruhan cost of capital); membantu mengurangi perbedaan tujuan/kepentingan antara manajer dengan para pemegang saham. Sehingga dapat disimpulkan bahwa EVA sebagai filosofi perusahaan dapat meningkatkan pengelolaan internal perusahaan dan menyelaraskan tujuan antara manajer dan para pemegang saham.
Kesimpulan
Konsep EVA didasarkan pada prinsip ekonomi yang sehat bahwa nilai perusahaan akan meningkat hanya jika dapat menghasilkan surplus melebihi cost of capital. Perusahaan memakai EVA secara internal sebagai ukuran kinerja untuk memperbaiki produktivitas yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai para pemegang saham. EVA sebagai filosofi perusahaan dapat memberikan motivasi dan pembelajaran kepada karyawan untuk membedakan antara aktivitas penciptaan nilai dan aktivitas yang bersifat merusak nilai dan meningkatkan pengelolaan internal perusahaan. EVA akan mengarahkan seluruh usaha perusahaan dalam penciptaan nilai untuk para pemegang saham dan menyelaraskan tujuan manajer dengan tujuan para pemegang saham.

iklan pembalut dengan model cowok kayaknya oke??

perempuan entah dimanapun berada selalu menjadi objek yang dikait-kaitkan....
apa karena wanita itu keindahan dunia? atau wanita belum memiliki kekuatan untuk melawan semua kondisi itu,,, atau jangan-jangan wanita menikmati semua keadaan itu...

coba bayangin aja... apa hubungannya mobil dengan wanita yang menggunakan baju super minimalis? kenapa model iklannya gak cowok yang harus mengejar waktu dan menggunakan mobil itu?
iklan rokok juga,,, padahal banyak wanita apalagi di Indonesia tidak merokok dan terganggu dengan asap rokok.. tapi mengapa iklannya gak jauh-jauh dari wanita... apa agar menarik bagi pelanggan kaum pria?

sah-sah saja karena para modelnya saja antri berebut dalam casting model iklan...
jadi ngapain 'aku' ribut... penonton senang, perusahaan tenang, model riang.....

tapi aku bagian dari 'wanita' dan aku ingin wanita tidak menjadi kaum kelas dua....
aku ingin wanita sama hebatnya...

bagaimana kalau mulai besok iklan susu ibu banyak model pria,,, iklan pembalut juga model pria (jadi inget iklan kiranti yang "gimana kalo pria datang bulan"->lucu juga) dan iklan-iklan lain yang seharusnya untuk kalangan wanita dengan model pria...


hmmmm aku menunggu para kaum kreativitas untuk mewujudkan keinginanku....

Rabu, 02 Desember 2009

HIDUP dan TARGET

aneh...........

ketika aku baru belajar berjalan dan bermain bersama teman2 ku......

aku bertanya... kapan aku akan sekolah seperti kakak-kakak yang berseragam putih-merah itu :)

aku pun menginjak usia 8 tahun ketika mulai lagi dengan pertanyaan baru...

seragam putih biru itu bagus... aku suka warnanya seperti laut...

selalu tak puas menghampiriku dan mempertanyakan kapankah aku akan menjadi seperti mereka......



hingga tiba-tiba aku berada pada usia 'hampir perak'.......
aku justru tak ingin lagi seperti mereka yang melewati emas... inginku selalu saja dalam usia ini.... tapi apakah itu mungkin terjadi....


saat -saat ini hidup seolah ekuivalen dengan target...
entah target pekerjaan...
target kehidupan pribadi...
bahkan target menguruskan badan :(

HIDUP adalah TARGET

EGOISME ata nama CINTA

Apakah ini yang namanya cinta??????? Kenapa aku selalu merasa harus saja mengikuti aturan yang dibuat olehnya?????
Apakah aku ta punya pilihan terhadap perasaan dan hatiku… apa aku tak boleh punya sedikit ruang untuk diriku sendiri… ruang sekedar menghayal apa yang terjadi jika ia memilih wanita lain? Ruang membayangkan dia tak lagi akan mencintaiku…
Cinta itu gila… gila karena aku sanggup membayangkan hal yang tak mungkin atau sedikit sekali probabilitas untuk terjadi… tapi itulah cinta,,,, ketakutan-ketakutan yang aku lebih baik menyakiti diriku untuk membayangkan dari pada itu menjadi sebuah kenyataan…
Nyatanya….. akhir-akhir ini aku mulai berkutat dengan permasalahan yang selalu itu itu saja… seolah tak ada solusi yang mampu menyelesaikannya… kadang mulai berfikir.. apakah cinta itu egois? Apakah aku harus selalu memberikan jawab? Sementara aku enggan? Aku merasa semua ada waktunya…. Saat dimana aku hanya harus menjawab Tanya darinya, saat dimana aku hanya boleh berbicara dengan ijinnya, dansaat dimana aku bahkan harus meminta ijin untuk menghirup napas…. Aku merasa sesak… sesak dengan keadaan ini… kenapa tak memberikan aku sedikit ruang untuk aku menjadi bukan diriku??? Membayangkan berbagai kemungkinan??? Tersenyum, menangis, tertawa, sakit dan pada akhirnya menyadari aku tak mampu hidup tanpamu………
Apa aku akan terus menerus hidup seperti ini? Detik, menit, jam bahkan hari akan terlewati dengan warna yang sama????? Kenapa selalu merah saja yang ada? Kenapa tak boleh biru?? Apa harus sesuai dengan inginmu?
Aku mulai meragukan pernyataan kamu menerima aku apa adanya…. Nyatanya???????? Kenapa tidak menerima keadaanku yang aku ingin memiliki ruang sendiri???

Selasa, 01 Desember 2009

TEORI PUSAT PERTUMBUHAN

TEORI PUSAT PERTUMBUHAN
(GROWTH POLE THEORY)

Dipelopori oleh Francois Perroux Ahli ekonomi regional bekebngsaan perancis. Teori perroux berlandaskan pada Teori Shcumpeter. Peran “Inovasi” (kewiraswastaan) di dalam meningkatkan pertumbuhan/ pembangunan ekonomi.

Teori Growth Pole
• Salah satu alat utama yang dapat melakukan penggabungan antara prinsip-prinsip “Kosentrasi “ dengan “Desentralisasi”
• Teori yang menjadi dasar strategi kebijakasanaan pembangunanwilayah melalui idustri daerah.
• Pembangunan atau pertumbuhan tidak terjadi disegala tata-ruang. Akan tetapi terjadi haya terbatas pada beberapa tempat tertentu dengan variabel-variabel yang berbeda intensintanya.
• Salah satu cara untuk menggalakan kegiatan pembangunan suatu daerah tertentu melalui pemanfaatan “aglomeration economies” sebagai faktor pendorong utama.

Tata Ruang
sebagai suatu arena (medan) kekuatan didalamnya terdapat kutub-kutub atau pusat-pusat. Setiap kutub mempunyai kekuatan pancaran pengembangan keluar dan kekuatan tarikan kedalam.

Growth Pole
• Secara Fungsional
Adalah : suatu lokasi kosentrasi kelompok usaha atau cabang industri yang sifat hubungannya, memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga mampu mestimulasi kehidupan ekonomi baik kedalam maupun keluar (daerah belakangnya)
• Secara Geografis
Suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik (pole of attraction) yang menyebabkan berbagai mcama usaha tertarik untuk berlokasi didaerah yang bersangkutan dan masyarakat senang datang memanfaatkan fasilitas yang ada.

Inti Teori Perroux
• Dalam proses pembangunan akan timbul industri unggulan yang merupakan industri penggerak utama dalam pembangunan suatu daerah. Keterkaitan antar industri sangat erat, maka perkembangan industri unggulan akan mempengruhi perkembangan industri lain yang berhubungan dengan industri unggulan.
• Pemusatan industri pada suatu daerah akan mempercepat pertumbuhan perekonomian karna akan menciptakan pola konsumsi yang berbeda antar daerah.
• Perekonomian merupakan gabungan dari sistem industri yang relatif aktif (unggulan) dengan industri yang relatif pasif atau industri yang tergantung industri unggulan.

Industri Unggulan (Utama) Mempunyai ciri-ciri :
1. Tingkat kosentrasi tinggi
2. Pengaruh multiplier (percepatan) dan pengaruh polarisasi lokal sangat besar
3. Tingkat tekhnologi maju
4. Keahlian manajerial modern
5. Prasarana sudah sangat berkembang

Konsep Industri Utama dan Industri Pendorong
1. Konsep polarisasi, pertumbuhan dari pada industri utama dan perusahaan pendorong akan meninmbulkan polarisasi unit-unit ekonomi lain ke kutub pertumbuhan.
2. Terjadinya aglomerasi yang ditandai :
• Scale economies
Keuntungan yang dapat timbul karena pusat pengembangan memungkinkan perusahaan industri bergabung dalam operasi skala besar, karena ada jaminan sumber bahan baku dan pasar.
• Localization Economies
Timbul akibat adanya saling keterkaitan antar industri sehingga kebutuhan bahan baku dan pasar dapat dipenuhi dengan mengeluarkan ongkos angkut ayng minimum
• Urbanization economies
Timbul karena fasilitas pelayanan sosial dan ekonomi yang dapat digunakan secara bersamaan sehingga pembebanan ongkos untuk masing-masing perusahaan dapat dilakukan serendah mungkin.

Industri Yang Diprioritaskan Pada Pusat Pertumbuhan
• Pertama, melakukan inventarisasi tentang potensi pengembangan yang ada pada wilayah ybs. Baik yang sudah dimabfaatkan maupun yang belum. Informasi tentang potensi melalui data produksi (kontribusi dan LQ masing-masing sektor terhadap PDRB).
• Kedua, melihat keterkaitan dari setiap kegiatan produksi tersebut dengan kegiatan lainnya. Dengan menggunakan tabel input output, melalui informasi ini diketahui keterkaitan industri hulu dan hilir.
• Ketiga, meneliti orientasi lokasi dari masing-masing industri tersebut dengan menggunakan peralatan analisa “Weber”.
• Keempat, Menentukan pembangunan fasilitas ekonomi yang dibutuhkan setiap pusat pengembangan. Sehingga dapat tumbuh dan berfungsi sebagai ”motor penggerak” pembangunan untuk masing-masing wilayah.


Pusat Pertumbuhan Mempunyai Empat Ciri :
• Adanya hubungan inter dari berbagai macam kegiatan
Hubungan internal sangat menentukan dinamika sebuah kota. Ada keterkaitan satu sektr dengan sektor lainnya sehingga apabila ada satu sektor yang tumbuh akan mendorong sektor lain karena saling terkait. Kehidupan kota menjadi satu irama dengan berbagai komponen kehidupan kota dan menciptakan synergi untuk saling mendukung terciptanya pertumbuhan.
• Ada effek penggandaan (multiplier effect)
Keberadaan sektor-sektor yang saling terkait dan saling mendukung akan menciptakan effek penggandaan. Permintaan  akan menciptakan produksi baik sektor tersebut maupun sektor yang terkait yang akhirnya akan terjadi akumulasi modal. Unsur efek penggandaan sangat berperan dalam membuat kota mampu memacu pertumbuhan belakangnya.
• Adanya konsentrasi geografis
Konsentrasi geografis dari berbagai sektor/ fasilitas selain menciptakan efisiensi diantara sektor-sektor yang saling membutuhkan juga meningkatkan daya tarik dari kota tersebut.
• Bersifat mendorong daerah belakangnnya
Hal ini antara kota dan wilayah belakangnya terdapat hubungan yang harmonis. Kota membutuhkan bahan baku dari wilayah belakangnya dan menyediakan berbagai kebutuhan wilayah belakang untuk dapat mengembangkan dirinya.

SOP

SOP

STANDAR OPERATING PROSEDUR

Beberapa Pengertian tentang Standar

Banyak diskusi dalam mempelajari dan membahas definisi standar. Kamus Oxford memberikan beberapa pengertian konsep kunci mengenai definisi standar. Pertama, standar adalah derajat terbaik. Kedua, standar memberikan suatu dasar perbandingan. Ketiga, beberapa pengertian lain seperti tertulis dibawah ini;

  1. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsesus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya (PP 102 tahun 2000).
  2. Standar adalah suatu catatan minimum dimana terdapat kelayakan isi dan akhirnya masyarakat mengakui bahwa standar sebagai model untuk ditiru
  3. Standar adalah suatu pernyataan tertulis tentang harapan yang spesifik.
  4. Standar adalah pernyataan tertulis dari suatu harapan-harapan yang spesifik .
  5. Standar adalah suatu patokan pencapaian berbasis pada tingkat (dr. Yodi Mahendrata).
  6. Standar adalah suatu pedoman atau model yang disusun dan disepakati bersama serta dapat diterima pada suatu tingkat praktek untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Reyers, 1983).
  7. Standar adalah nilai-nilai (values) yang tertulis meliputi peraturan-peraturan dalam mengaplikasi proses-proses kunci, proses itu sendiri, dan hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
  8. Standar adalah menaikkan ketepatan kualitatif atau kuantitatif yang spesifik dari komponen struktural dalam sistem pelayanan kesehatan yang didasarkan pada proses atau hasil suatu harapan (Donebean).

Standar yang berbasis pada sistem manjemen kinerja menegaskan spesifikasi suatu kinerja antara lain;

  1. Spesifik (specific)
  2. Terukur (measurable)
  3. Tepat (appropriate)
  4. Andal (reliable)
  5. Tepat waktu (timely)

Standar yang dikembangkan dengan baik akan memberikan ciri ukuran kualitatif yang tepat seperti yang tercantum dalam standar pelaksanaannya. Standar selalu berhubungan dengan mutu karena standar menentukan mutu. Standar dibuat untuk mengarahkan cara pelayanan yang akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai.

Ketentuan Standar

  1. Harus tertulis dan dapat diterima pada suatu tingkat praktek, mudah dimengerti oleh para pelaksananya.
  2. Mengandung komponen struktur (peraturan-peraturan), proses (tindakan/actions) dan hasil (outcomes). Standar struktur menjelaskan peraturan, kebijakan fasilitas dan lainnya. Proses standar menjelaskan dengan cara bagaimana suatu pelayanan dilakukan dan outcome standar menjelaskan hasil dari dua komponen lainnya.
  3. Standar dibuat berorientasi pada pelanggan, staf dan sistem dalam organosasi. Pernyataan standar mengandung apa yang diberikan kepada pelanggan/pasen, bagaimana staf berfungsi atau bertindak dan bagaimana sistem berjalan. Ketiga komponen tersebut harus berhubungan dan terintegrasi. Standar tidak akan berfungsi bila kemampuan atau jumlah staf tidak memadai.
  4. Standar harus disetujui atau disahkan oleh yang berwenang. Sekali standar telah dibuat, berarti sebagian pekerjaan telah dapat diselesaikan dan sebagian lagi adalah mengembangkannya melalui pemahaman (desiminasi). Komitmen yang tinggi terhadap kinerja prima melalui penerapan-penerapannya secara konsisten untuk tercapainya tingkat mutu yang tinggi.

Komponen – Komponen Standar

Beberapa komponen yang harus ada pada standar :

  1. Standar Struktur

Standar struktur adalah karakteristik organisasi dalam tatanan asuhan yang diberikan. Standar ini sama dengan standar masukan atau standar input yang meliputi;

* Filosofi dan objektif

* Organisasi dan administrasi

* Kebijakan dan peraturan

* Staffing dan pembinaan

* Deskripsi pekerjaan (fungsi tugas dan tanggung jawab setiap posisi klinis)

* Fasilitas dan peralatan

  1. Standar Proses

Standar proses adalah kegiatan dan interaksi antara pemberi dan penerima asuhan. Standar ini berfokus pada kinerja dari petugas profesional di tatanan klinis, mencakup :

* Fungsi tugas, tanggung jawab, dan akuntabilitas

* Manajemen kinerja klinis

* Monitoring dan evaluasi kinerja klinis

  1. Standar Outcomes

Standar outcomes adalah hasil asuhan dalam kaitannya dengan status pasen. Standar ini berfokus pada asuhan pasen yang prima, meliputi :

* Kepuasan pasen

* Keamanan pasen

* Kenyamanan pasen

Dalam pelayanan kesehatan, hasil mungkin tidak selalu seperti apa yang diharapkan atau diinginkan, namun standar struktur dan proses yang baik akan menunjukkan sejauh mana kemungkinan pencapaian outcomes atau hasil yang diharapkan. Outcomes adalah hasil yang dicapai melalui penentuan dan melengkapi proses. Outcomes ditulis untuk setiap prosedur, pedoman praktek dan rencana.

Tingkatan Standar

Pada dasarnya ada dua tingkatan standar yaitu minimum dan optimum. Standar minimum adalah sesuatu standar yang harus dipenuhi dan menyajikan suatu tingkat dasar yang harus diterima, disamping ada standar lain yang secara terarah dan berkesinambungan dapat dicapai. Ini merupakan keinginan atau disebut juga standar optimum. Standar minimum harus dicapai seluruhnya tanpa ada pertanyaan. Standar optimum mewakili keadaan yang diinginkan atau disebut juga tingkat terbaik, dimana ditentukan hal-hal yang harus dikerjakan dan mungkin hanya dapat dicapai oleh mereka yang berdedikasi tinggi.

Penggunaan Standar

Dalam pelayanan kesehatan, standar digunakan dalam satu dari tiga proses evaluasi; menilai diri sendiri, inspeksi, dan akreditasi. Istilah penilaian diri sendiri menunjukkan penilaian satu kinerja diri sendiri. Proses ini, mungkin dirancang oleh individu tersebut atau komite dari luar, mengenai evaluasi pemenuhan standar. Apakah standar tersebut terpenuhi atau tidak. Hal ini dapat menjadi suatu pengalaman belajar yang sangat berharga, terutama apabila ada komitmen untuk menganalisa secara jujur mengenai kekuatan dan kelemahan kinerja. Standar adalah kesepakatan kinerja untuk mencapai luaran/hasil kerja tertentu.

Manfaat Standar :

  1. Standar menetapkan norma dan memberi kesempatan anggota masyarakat dan perorangan mengetahui bagaimanakah tingkat pelayanan yang diharapkan/ diinginkan. Karena standar tertulis sehingga dapat dipublikasikan/diketahui secara luas.
  2. Standar menunjukkan ketersediaan yang berkualitas dan berlaku sebagai tolok ukur untuk memonitor kualitas kinerja.
  3. Standar berfokus pada inti dan tugas penting yang harus ditunjukkan pada situasi aktual dan sesuai dengan kondisi lokal.
  4. Standar meningkatkan efisiensi dan mengarahkan pada pemanfaatan sumber daya dengan lebih baik.
  5. Standar meningkatkan pemanfaatan staf dan motivasi staf.
  6. Standar dapat digunakan untuk menilai aspek praktis baik pada keadaan dasar maupun post-basic pelatihan dan pendidikan.

Cara Penulisan Standar

Berikut ini adalah langkah praktis merancang standar ;

  1. Apabila menulis satu standar mulailah dengan pernyataan standar.
  2. Identifikasi kriteria outcomes dalam bentuk pertanyaan, siap untuk dimonitor.
  3. Identifikasi proses yang dibutuhkan untuk mencapai outcomes (apa yang harus dikerjakan).
  4. Identifikasi struktur (apa yang dibutuhkan untuk melaksanakan proses untuk mencapai outcomes)
  5. Ringkaskan, identifikasi kriteria kunci sebagai kelompok profesional yang senantiasa bekerja sama, oleh karena itu kriteria proses tidak perlu dikembangkan dalam buku prosedur (Standart Operating Procedure/Prosedur Operasi Baku).
  6. Gunakanlah kata-kata yang dapat diukur, contoh; anda tidak dapat mengukur ‘kemungkinan’, ‘mengerti’, ‘tepat’. Anda perlu mengidentifikasi kata yang berarti dalam istilah pengukuran.
  7. Memastikan bahwa outcomes mengukur pernyataan standar.
  8. Keterlibatan tim multi disiplin dalam menyusun standar, sangat dperlukan.
  9. Monitoring standar harus merupakan bagian dari evaluasi asuhan pasen.
  10. Standar harus merefleksi kepada asuhan spesifik yang diperlukan pasen
  11. Standar harus menjadi bagian sistem yang mudah dicapai, kemudian diperbaiki dalam beberapa bulan untuk mengecek konsistensi pencapaian.
  12. Standar baru harus dipelihara untuk meningkatkan kinerja standar sebaiknya diletakkan dalam rak buku di ruangan.

STANDAR OPERATING PROCEDURE (SOP)

Pengertian :

  1. Serangkaian instruksi yang menggambarkan pendokumentasian dari kegiatan yang dilakukan secara berulang pada sebuah organisasi (EPA,2001)
  2. Sebuah panduan yang menjelaskan secara jelas tentang apa yang diharapkan dan diisyaratkan dari semua karyawan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.
  3. Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
  4. Protap merupakan tatacara atau tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses kerja tertentu, yang dapat diterima oleh seorang yang berwenang atau yang bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat penampilan atau kondisi tertentu sehingga suatu kegiatan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien. (Depkes RI, 1995)
  5. SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dialui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu. (KARS, 2000)

Tujuan :

  1. Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim dalam organisasi atau unit.
  2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi
  3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas terkait.
  4. Melindungi organisasi dan staf dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.
  5. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi

Fungsi :

  1. Memperlancar tugas petugas atau tim.
  2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
  3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
  4. Mengarahkan petugas untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
  5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

Kapan SOP diperlukan

  1. SOP harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan
  2. SOP digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak
  3. Uji SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi jika ada perubahan langkah kerja yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja.

Keuntungan adanya SOP

  1. SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten
  2. Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan
  3. SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat trainning dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja pegawai.

Dalam menjalankan operasional perusahaan , peran pegawai memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat signifikan. Oleh karena itu diperlukan standar-standar operasi prosedur sebagai acuan kerja secara sungguh-sungguh untuk menjadi sumber daya manusia yang profesional, handal sehingga dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan

Prinsip-prinsip protap :

  1. Harus ada pada setiap kegiatan pelayanan.
  2. Bisa berubah sesuai dengan perubahan standar profesi atau perkembangan iptek serta peraturan yang berlaku.
  3. Memuat segala indikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada setiap upaya, disamping tahapan-tahapan yang harus dilalui setiap kegiatan pelayanan.
  4. Harus didokumentasikan.

Jenis dan ruang lingkup SOP:

  1. SOP pelayanan profesi à terdapat dua kelompok.

a. SOP untuk aspek keilmuan à adalah SOP mengenai proses kerja untuk diagnostik dan terapi.

b. SOP untuk aspek manajerial à adalah SOP mengenai proses kerja yang menunjang SOP keilmuan dan pelayanan pasen non-keilmuan.

SOP profesi mencakup:

- Pelayanan medis

- Pelayanan penunjang

- Pelayanan keperawatan

  1. SOP administrasi mencakup:

a. Perencanaan program/kegiatan

b. Keuangan

c. Perlengkapan

d. Kepegawaian

e. Pelaporan

Tahap-tahap Penyusunan Protap :

  1. Merumuskan tujuan protap

- Menentukan judul

  1. Menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan protap :

- Menterjemahkan policy/kebijakan/ketentuan-ketentuan/peraturan-peraturan kebijakan berguna untuk :

a. Terjaminnya suatu kegiatan

b. Membuat standar kinerja

c. Menyelesaikan suatu konflik dalam tim kerja

  1. Membuat aliran proses

- Bentuk bagan-bagan yang menggambarkan proses atau urutan jalannya suatu produk/tatacara yang mencatat segala peristiwa;

a. Memberi gambaran lengkap tentang apa yang dilaksanakan

b. Membantu setiap pelaksanaan untuk memahami peran dan fungsinya dengan pihak lain.

- Syarat suatu bagan harus dibuat atas dasar pengamatan langsung, tidak boleh dibuat atas dasar apa yang diingat serta disusun dalam “Flow of Work”

Teknik membuat pertanyaan-pertanyaan dasar :

a. Tujuan : Apa sebenarnya yang dikerjakan dan mengapa ?

b. Tempat : Dimana saja dilakukan dan mengapa ?

c. Urutan : Kapan dilakukan dan mengapa waktu itu ?

d. Petugas : Siapa yang melakukan dan mengapa oleh dia ?

e. Cara : Metoda apa yang dipakai dan mengapa dengan caa itu ?

  1. Menyusun prosedur atau pelaksanaan kegiatan; Prosedur atau pelaksanaan disusun berdasarkan atas hasil pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas (flow of work) yang menggambarkan suatu unit kegiatan yang terbagi habis à tercapai kepuasan kerja dan tercapainya tujuan.

Penerapan standar kebidanan di suatu wilayah/daerah perlu diikuti dengan :

  1. Dukungan dan kebijakan Nasional
  2. Aksi lokal
  3. Keterlibatan seluruh stakeholders utama
  4. Pengujian di wilayah-wilayah terpilih untuk mengidentifikasikan atau mengembangkan models yang praktis dan terbail dan dijadikan “lesson learned”
  5. Dikembangkan ke wilayah lain.